BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Permasalahan Pokok Pendidikan
Sistem
pendidikan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sosial budaya dan
masyarakat sebagai suprasistem. Pembangunan
Sistem pendidikan tidak mempunyai ari apa-apa jika tidak sinkron dengan
pembangunan nasional. Kaitan yang erat antara bidang pendidikan sebagai sistem
dengan sosial budaya sebagai suprasistem
tersebut dimana sistem pendidikan menjadi bagiannya, menciptakan kondisi
sedemikian rupa sehingga permasalahan intern sistem pendidikan itu menjadi
kompleks. Artinya, suatu permasalahan itern dalam sistem selalu ada kaitan
dengan masalah-masalah di luar sistem pendidikan itu sendiri. Misalnya masalah
mutu hasil belajar suatu sekolah tidak dapat dilepasakan dari kondisi sosial
budaya dan ekonomi masyarakat disekitarnya, dari mana murid-murid sekolah
tersebut berasal, serta masih banyak mutu hasil belajar tersebut.
Berdasarkan kenyataan tersebut
maka penanggulangan masalah pendidikan juga sangat kompleks, menyangkut banyak
komponen, dan melibatkan banyak pihak.
1.2 Masalah
Pada
dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi olh dunia pendidikan di tanah air
kita dewasa ini, yaitu :
a.
Bagaimana
semua warga negara dapat menikmati kesempatan pendidikan.
b.
Bagaimana
pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan kerja yang mantap
untuk dapt terjun kedalam kancah
kehidupan bermasyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Berkembangnya Masalah
Pendidikan
Permasalahan pokok pendidikan
merupakan masalah pembangunan mikro, yaitu masalah-masalah yang berlangsung
didalam sistem pendidikan itu sendiri. Masalah mikro tersebut berkaitan dengan
masalah makro pembangunan, yaitu masalah diluar sisitem pendidikan, sehingga
juga harus diperhitungkan didalam memecahkan masalah mikro pendidikan. Masalah
makro ini berupa antara lain masalah perkembangan internasional, masalah
demografi, masalah politik, ekonomi dan sosial budaya, serta masalah perkembangan regional. Dan selanjutnya
akan mengemukakan masalah-masalah makro yang merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan, yaitu:
1.
Perkembangan
iptek dan Beni.
2.
Laju
pertumbuhan penduduk.
3.
Aspirasi
Masyarakat
4.
Keterbelakangan
budaya clan sarana kehidupan.
2.1.1
Perkembangan
Iptek dan Seni
a.
Perkembangan
Iptek
Terdapat hubungan yang eras
antara pendidikan dengan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi). Ilmu
pengetahuan merupakan hasil eksplorasi secara sistem dan terorganisir mengenai
alam semesta, dan teknologi adalah penerapan yang direncanakan dari ilmu pengetahuan
untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.
Sebagai contoh betapa eratnya
hubungan antara pendidikan dengan iptek itu, misalnya sering suatu teknologi
baru yang dugunakan dalam suatu proses
produksi menimbulkan kondisi ekonomi sosial baru lantaran perubahan persyaratan
kerja, dan mungkin juga penguraian jumlah tenaga kerja atau jam kerja,
kebutuhan bahan-bahan varu, sistem pelayanan baru, sampai berkembangnya gaya
hidup baru, kondisi tersebut minimal dapat mempengaruhi perubahan isi
pendidikan dan metodenya, bahkan mungkin rumusan baru tunjangan pendidikan ,
otomatis juga sarana penunjangnya seperti sarana laboratorium dan ketenangan.
Semua tersebut tentu membawa masalah dalam skala nasional yang tidak sedikit
memakan biaya.
b.
Perkembangan
Seni
Kesenian merupakan aktivitas
berkreasi manusia, secara individual ataupun kelompok yang menghasilkan sesuatu
yang indah. Berkesenian menjadi kebutuhan hisup manusia. Malalui kesenian
manusia dapat menyalurkan dorongan berkreasi (mencipt) yang bersifat orisinil
(bukan tiruan) dan dorongan spontanitas dalam menemukan keindahan. Seni
membutuhkan pengembangan.
Dengan memperhatikan
alasan-alasan diatas maka sudah seyogianya jika dunia seni dikembangkan melalui
sistem pendidikan secara terstruktur dan
terprogram. Pengembangan kualitas seni secara terprogram menuntut tersedianya
sarana pendidikan. Disinilah timbulnya masalah pendidikan kesenian yang
mempunyai fungsi begitu penting tetapi di sekolah –sekolah saat ini menduduki
kelas dua. Pendidikan kesenian baru terlayani setelah program studi yang lain
terpenuhi pelayanannya. Itulah sebabnya mengapa kesenian tidak termasuk
ebtanas, disamping juga sulit menyediakan
tenaga pendidiknya. Lagi pula sarana penunjang umumnya tidak tersedia
secara memadai karena mahal.
2.1.2
Laju
Pertumbuhan Penduduk
Masalah
kependudukan dan kependidikan bersumber pada 2 hal, yaitu:
a.
Menurut
Emil Salim (Conny R. Semiawan, 1991: 18) Gambaran pertambahan penduduk adalah
sebagai berikut:
Dari
sekarang hingga abad XXI, terus menerus bahan pendudukan akan terjadi
pertambahan jumlah penduduk meskipun gerakan berhasil. Sebabnya karena tingkat
kematian menurun labih cvepat yaitu sebesar
4.5 % dari turunnya tinggi kelahiran, yait6u sebesar 3,5 %. Hal tersebut
juga mengakibatkan berubahnya susunan umur
penduduk. Dengan bertambahnya jumlah penduduk, maka penyedian prasarana
dan sarana pendidikan serta komponen penunjang terselenggaranya pendidikan
harus ditambah. Dan ini berarti beban pembangunan nasional menjadi bertambah.
Dan juga terjadi pergeseran permintaan akan fasilitas pendidikan, yaitu untuk
sekolah lanjutan cenderung lebih meningkat dibanding dengan permintaan akan
fasilitas sekloah dasar. Sebagai akibat lanjutan, permintaan untuk lanjut ke
perguruan tinggi juga meningkat, khusus untuk penduduk usia tua yang jumlahnya
meningkat perlu disediakan pendidikan nonformal.
b.
Penyebaran
Penduduk
Penyebaran penduduk diseluruh
pelosok tanah air tidak merata. Ada
daerah yang dapat penduduk, terutama dikota-kota besar dan daerah yang padat
penduduk, terutama dikota-kota besar dan daerah yang penduduknya jarang yaitu
didaerah pedalaman khususnya didaerah terpencil yang berlokasi dipegunungan dan
pulau-pulau. Sebaran penduduk seperti digambarkan itu menimbulkan kesulitan
dalam hal penyediaan dan penempatan guru. Disamping sebaran penduduk seperti
digambarkan itu dengan pols yang static (di kota padat, di desa jarang) juga
perlu diperhitungkan adanya arus perpindahan penduduk dari desa ke kota
(urbanisasi) yang terusw menerus terjadi. Peristiwa ini menimbulkan pola yang
dinamis dan labil yang lebih menyulitkan perencanaan penyediaan sarana
pendidikan. Pola yang labil ini juga merusak pola pasaran kerja yang seharunya
menjadi acuan dalam pengadaan acuan dalam pengadaan tenaga kerja.
2.1.3
Aspirasi
Masyarakat
Dalam dua warsa terakhir ini,
aspirasi masyarakat dalam banyak hal meningkat, khususnya aspirasi terhadap
pendidikan hidup yang sehat, aspirasi terhadap pekerjaan , kesemuanya ini
mempengaruhi peningkatan aspirasi terhadap pendidikan. Pendidikan dianggap
memberikan jaminan bagi peningkatan taraf hidup dan pendakian ditangga social.
Sebagai akibat dari meningkatnya aspirasi terhadap pendidikan maka orang tua
mendorong anaknya untuk bersekolah, agar nantinya anak-anaknya memperoleh
pekerjaan yang lebih baik daripada orang tuanya sendiri. Apa akibat yang timbul
dari perubahan social tersebut? Gejala yang timbul ialah membanjinya pelamar
pada sekolah-sekolah. Arus pelajar menjadi meningkat. Di kota-kota, di samping
pendidikan formal mulia bermunculan beraneka ragam penidikan nonformal.
2.1.4
Keterbelakang
Budaya dan Sarana Kehidupan
Keterbelakang budaya adalah suatu
istilah yang diberikan oleh sekelompok masyarkat (yang menganggap dirinya sudah
maju) kepada masyarakat lain pendukung suatu budaya, kebudayaanya dipadang
sebagai sesuatu yang bernilai dan baik. Terlepas dari kenyataan apakah
kebudayaannya tersebut tradisional atau sudah ketinggalan zaman. Karena itu
penilaian dari masyarakat luar itu dianggap subjektif. Semestinya masyarakat
luar bukan harus menilainya hanya melihat bagaimana kesesuaia n kebudayaan
tersebut dengan tuntutan zaman. Dan
bukankah pendidikan mempunyai misi sebagai transformasi budaya (dalam hali ini
adalah kebudayaan nasional). Sebab sebagai system pendidikan yang tangguh
adalah yang bertumpu pada initnya sehingga tidak pernah ketinggalan zaman. Jika
system pendidikan dapat menggapai masyarakat terbelakang kebudayaannya berarti
melibatkan mereka untuk berperan serta dalam pembangunan.
2.2 Permasalahan Atual Pendidikan dan
Penaggulangannya
2.2.1
Permasalahan
Aktual Pendidikan di Indonesia
Pendidikan selalu menghadapi
masalah, karena selalu terdapat kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan
hasil yang dapat dari proses pendidikan. Permasalahan aktual berupa kesenjangan
–kesenjangan yang pada saat ini kita hadapi dan terasa mendesak untuk
ditanggulangi. Beberapa masalah aktual pendidikan yang akan dikemukakan
meliputi masalah-masalah keutuhan pencapaian sasaran, kurikulum, peranan guru
pendidikan dasar 9 tahun, dan pendayagunaan teknologi pendidikan. Dahulu sebuah
sekoplah sudah dapat beroperasi jika ada murid , guru,dan ruangan tempat
belajar dengan beberapa sarana seperlunya. Guru merupakan satu-satunya sumber ,
ia menjadi pusat tempat bertanya. Tugas guru memberikan ilmu pengetahuan kepada
murid. Cara demikian dipandang sudah memadai karena ilmu pengetahuan guru dalam
berkembang. Cakupannya masih terbatas.
Guru mendudukan dirinya hanya
sebagai bagian dari sumber belajar. Beraneka ragam sumber belajar yang hanya
justru dapat ditemukan diluar diri guru seperti perpustakaan, taman bacaan,
museum, toko buku, berbagai media massa,
lembaga-lembaga sosial, orang-orang pintar, kebun binatang, alam dan lingkungan
sekitar, dan lain-lain. Sebagaimana Comenius pernah mengingatkan bahwa alam ini
adalah buku besar yang sangat lengkap isinya.
2.2.2
Masalah
Pendidikan Dasar 9 Tahun
Keberadaan pendidikan dasar 9
tahun mempunyai landasan yang kuat. UU RI Nomor 2 Tahun 1989 Pasa; 6 menyatakan
tentang hak warga negara untuk mengikuti pendidikan sekurang-kurangnya tamat
pendidikan dasar, dan Pasal 13 menyatakan tujuan pendidikan dasar, Pasal 2
menyatakan bahwa pendidikan 6 tahun di SD dan program pendidikan 3 tahundo SLTP, pasal 3 memuat
tujuan pendidikan dasar yaitu memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta
didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggita masyarakat,
warga negara, dan anggota umat manusia, serta mempersiapkan peserta didik untuk
mengikuti pendidikan menengah.
2.2.3
Upaya
Penanggulangan
Beberpa upaya yang perlu
dilakukan untuk menanggulangi masalah-masalah aktual seperti telah dikemukakan
pada butir 1, anatara lain sebagai berikut:
a.
Pendidikan
afektif perlu ditingkatkan secara terprogram tidak cukup berlangsung hanya
secara insidental.
b.
Pelaksanaan
Ko dan ekstrakulikuler dipekerjakan dengan penuh kesungguhan dan hasilnya
diperhitungkan dalam menetapkan nilai akhir ataupun pelulusan.
c.
Pemilihan
siswa atas kelompok yang akan melanjutkan belajar ke perguruan tinggi dengan
yang akan terjun ke masyarakat merupakan hal yang prinsip karena pada dasarnya
tidak semua siswa secara potensial mampu belajar di perguruan tinggi.
d.
Oleh
karena itu perlu disusun rancangan yang mantap untuk itu. Misalnya anatara lain
sekolah menengah kejuruan tingkat atas diperbanayak denagn berbagai jenisnya .
di segi lain pendirian perguruan tinggi swasta dibatasi dan akreditasi terhadap
PTS diperketat.
e.
Pendidikan
tenaga kependidikan (prajabatan dan dalam jabatan) perlu diberi perhatian
khusus, oleh karena tenaga kependidikan khususnya guru menjadi penyebab utama
lahirnya sumber daya manusia yang berkualitas untuk pembanguanan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Misi
pendidikan ialah menyiapakan sumber daya manusia untuk pembangunan, karena itu
pendidikan selulu menghadapi masalah. Sebabnya karena pembangunan sendiri
selalu mengikuti tuntutan zaman yang selalu berubah. Masalah yang dihadapi
dunia pendidikan sangat luas dan kompleks. Oleh karena itu agar masalah-masalah
pendidikan dapat dipecahkan , maka diperlukan rumusan tentang masalah-masalah
pendidikan yang bersifat pokok yang dapat dijadikan acuan bagi pemecahan
masalah-masalah praktis yang timbul dalam praktek pendidikan dilapangan.
3.2 Saran
Upaya
pemecahan masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hhal yang
bersifat fisik clan perangkat lunak,personalia, dan manajemen sebagai berikut:
a.
Seleksi
yang lebih rasional terhadap masukan mentah, khususnya untuk SLTA dan PT.
b.
Pengembangan
kemampuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut, misalnya berupa. pelatihan,
penataran, seminar, kegiatan-kegiatan kelompok studi seperti PKG dan lain-lain.
c.
Penyempurnaan
kurikulum, misalnya dengan memberi materi yang lebih esensial dan mengandung
muatan lokal, metode yang menantang dan menggairahkan belajar, dan melaksanakan
evaluasi yang beracuan PAP.
d.
Pengembangan
prasarana yang menciptakan lingkungan yang tenteram untuk belajar.
e.
Penyempurnaan
sarana belajar seperti buku paket , media pembelajaran dan peralatan
laboratorium.
f.
Peningkatan
administrasi manajemen khususnya yang mengenai anggaran.
DAFTAR PUSTAKA
Conter for Information Office of
Educational and Cultural Research and Development Ministry of Education and
Culture. 1990 Educational Indicators:
Indonesia. Jakarta.
Director General of Primary and
Secondary Education. 1990. Bries Information
on Primary and Secondary Education. Jakarta.
Ditjen Dikti, Depdikbud. 1992. Pengembangan
dan Inovasi Kurikulum. Jakarta: Depdikbud
Krathwohl, David R. dan Bloom,
Benyamin S. 1974. Taxonomy of Educatioral
Objectives (Handbook II: Affective Domain). New York: David Mc Kay Co0 Inc.
Henry, Levin M. 1983. Cost Effectiveness A Primer London: Sage Publications
Sjafei. Mohammad. 1979. Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta: Yayasan Proklamasi CSIS.
Pigozzi, Mary J dan Cieutat,
Victor J. 1988. Education And Human
Resources Sector Assessment. Florida State University.
Santoso, Slamet Iman. 1980. Laporan Komisi Pembaharuan Pendidikan
Nasional. Jakarta: Depdikbud.
Tirtaraharja, Umar. 1990. Laporan Komisi Pembaharuan Pendidikan
Nasional. Jakarta: Depdikbud.
Comments
0 comments to "Faktor yang mempengaruhi pendidikan"
Posting Komentar