Kamis, 15 November 2012

Faktor yang mempengaruhi pendidikan

0 komentar
BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang Permasalahan Pokok Pendidikan

Sistem pendidikan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sosial budaya dan masyarakat sebagai suprasistem. Pembangunan  Sistem pendidikan tidak mempunyai ari apa-apa jika tidak sinkron dengan pembangunan nasional. Kaitan yang erat antara bidang pendidikan sebagai sistem dengan  sosial budaya sebagai suprasistem tersebut dimana sistem pendidikan menjadi bagiannya, menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga permasalahan intern sistem pendidikan itu menjadi kompleks. Artinya, suatu permasalahan itern dalam sistem selalu ada kaitan dengan masalah-masalah di luar sistem pendidikan itu sendiri. Misalnya masalah mutu hasil belajar suatu sekolah tidak dapat dilepasakan dari kondisi sosial budaya dan ekonomi masyarakat disekitarnya, dari mana murid-murid sekolah tersebut berasal, serta masih banyak mutu hasil belajar tersebut.
Berdasarkan kenyataan tersebut maka penanggulangan masalah pendidikan juga sangat kompleks, menyangkut banyak komponen, dan melibatkan banyak pihak.

1.2  Masalah
Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi olh dunia pendidikan di tanah air kita dewasa ini, yaitu :
a.       Bagaimana semua warga negara dapat menikmati kesempatan pendidikan.
b.      Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan kerja yang mantap untuk dapt terjun  kedalam kancah kehidupan bermasyarakat.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Faktor-Faktor  yang mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan

Permasalahan pokok pendidikan merupakan masalah pembangunan mikro, yaitu masalah-masalah yang berlangsung didalam sistem pendidikan itu sendiri. Masalah mikro tersebut berkaitan dengan masalah makro pembangunan, yaitu masalah diluar sisitem pendidikan, sehingga juga harus diperhitungkan didalam memecahkan masalah mikro pendidikan. Masalah makro ini berupa antara lain masalah perkembangan internasional, masalah demografi, masalah politik, ekonomi dan sosial budaya, serta  masalah perkembangan regional. Dan selanjutnya akan mengemukakan masalah-masalah makro yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan, yaitu:
1.      Perkembangan iptek dan Beni.
2.      Laju pertumbuhan penduduk.
3.      Aspirasi Masyarakat
4.      Keterbelakangan budaya clan sarana kehidupan.

2.1.1        Perkembangan Iptek dan Seni
a.       Perkembangan Iptek
Terdapat hubungan yang eras antara pendidikan dengan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi). Ilmu pengetahuan merupakan hasil eksplorasi secara sistem dan terorganisir mengenai alam semesta, dan teknologi adalah penerapan yang direncanakan dari ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.
Sebagai contoh betapa eratnya hubungan antara pendidikan dengan iptek itu, misalnya sering suatu teknologi baru yang dugunakan  dalam suatu proses produksi menimbulkan kondisi ekonomi sosial baru lantaran perubahan persyaratan kerja, dan mungkin juga penguraian jumlah tenaga kerja atau jam kerja, kebutuhan bahan-bahan varu, sistem pelayanan baru, sampai berkembangnya gaya hidup baru, kondisi tersebut minimal dapat mempengaruhi perubahan isi pendidikan dan metodenya, bahkan mungkin rumusan baru tunjangan pendidikan , otomatis juga sarana penunjangnya seperti sarana laboratorium dan ketenangan. Semua tersebut tentu membawa masalah dalam skala nasional yang tidak sedikit memakan biaya.
b.      Perkembangan Seni
Kesenian merupakan aktivitas berkreasi manusia, secara individual ataupun kelompok yang menghasilkan sesuatu yang indah. Berkesenian menjadi kebutuhan hisup manusia. Malalui kesenian manusia dapat menyalurkan dorongan berkreasi (mencipt) yang bersifat orisinil (bukan tiruan) dan dorongan spontanitas dalam menemukan keindahan. Seni membutuhkan pengembangan.
Dengan memperhatikan alasan-alasan diatas maka sudah seyogianya jika dunia seni dikembangkan melalui sistem pendidikan secara terstruktur  dan terprogram. Pengembangan kualitas seni secara terprogram menuntut tersedianya sarana pendidikan. Disinilah timbulnya masalah pendidikan kesenian yang mempunyai fungsi begitu penting tetapi di sekolah –sekolah saat ini menduduki kelas dua. Pendidikan kesenian baru terlayani setelah program studi yang lain terpenuhi pelayanannya. Itulah sebabnya mengapa kesenian tidak termasuk ebtanas, disamping juga sulit menyediakan  tenaga pendidiknya. Lagi pula sarana penunjang umumnya tidak tersedia secara memadai karena mahal.
2.1.2        Laju Pertumbuhan Penduduk
Masalah kependudukan dan kependidikan bersumber pada 2 hal, yaitu:
a.       Menurut Emil Salim (Conny R. Semiawan, 1991: 18) Gambaran pertambahan penduduk adalah sebagai berikut:
Dari sekarang hingga abad XXI, terus menerus bahan pendudukan akan terjadi pertambahan jumlah penduduk meskipun gerakan berhasil. Sebabnya karena tingkat kematian menurun labih cvepat yaitu sebesar  4.5 % dari turunnya tinggi kelahiran, yait6u sebesar 3,5 %. Hal tersebut juga mengakibatkan berubahnya susunan umur  penduduk. Dengan bertambahnya jumlah penduduk, maka penyedian prasarana dan sarana pendidikan serta komponen penunjang terselenggaranya pendidikan harus ditambah. Dan ini berarti beban pembangunan nasional menjadi bertambah. Dan juga terjadi pergeseran permintaan akan fasilitas pendidikan, yaitu untuk sekolah lanjutan cenderung lebih meningkat dibanding dengan permintaan akan fasilitas sekloah dasar. Sebagai akibat lanjutan, permintaan untuk lanjut ke perguruan tinggi juga meningkat, khusus untuk penduduk usia tua yang jumlahnya meningkat perlu disediakan pendidikan nonformal.

b.      Penyebaran Penduduk
Penyebaran penduduk diseluruh pelosok tanah air  tidak merata. Ada daerah yang dapat penduduk, terutama dikota-kota besar dan daerah yang padat penduduk, terutama dikota-kota besar dan daerah yang penduduknya jarang yaitu didaerah pedalaman khususnya didaerah terpencil yang berlokasi dipegunungan dan pulau-pulau. Sebaran penduduk seperti digambarkan itu menimbulkan kesulitan dalam hal penyediaan dan penempatan guru. Disamping sebaran penduduk seperti digambarkan itu dengan pols yang static (di kota padat, di desa jarang) juga perlu diperhitungkan adanya arus perpindahan penduduk dari desa ke kota (urbanisasi) yang terusw menerus terjadi. Peristiwa ini menimbulkan pola yang dinamis dan labil yang lebih menyulitkan perencanaan penyediaan sarana pendidikan. Pola yang labil ini juga merusak pola pasaran kerja yang seharunya menjadi acuan dalam pengadaan acuan dalam pengadaan tenaga kerja.
2.1.3        Aspirasi Masyarakat
Dalam dua warsa terakhir ini, aspirasi masyarakat dalam banyak hal meningkat, khususnya aspirasi terhadap pendidikan hidup yang sehat, aspirasi terhadap pekerjaan , kesemuanya ini mempengaruhi peningkatan aspirasi terhadap pendidikan. Pendidikan dianggap memberikan jaminan bagi peningkatan taraf hidup dan pendakian ditangga social. Sebagai akibat dari meningkatnya aspirasi terhadap pendidikan maka orang tua mendorong anaknya untuk bersekolah, agar nantinya anak-anaknya memperoleh pekerjaan yang lebih baik daripada orang tuanya sendiri. Apa akibat yang timbul dari perubahan social tersebut? Gejala yang timbul ialah membanjinya pelamar pada sekolah-sekolah. Arus pelajar menjadi meningkat. Di kota-kota, di samping pendidikan formal mulia bermunculan beraneka ragam penidikan nonformal.
2.1.4        Keterbelakang Budaya dan Sarana Kehidupan
Keterbelakang budaya adalah suatu istilah yang diberikan oleh sekelompok masyarkat (yang menganggap dirinya sudah maju) kepada masyarakat lain pendukung suatu budaya, kebudayaanya dipadang sebagai sesuatu yang bernilai dan baik. Terlepas dari kenyataan apakah kebudayaannya tersebut tradisional atau sudah ketinggalan zaman. Karena itu penilaian dari masyarakat luar itu dianggap subjektif. Semestinya masyarakat luar bukan harus menilainya hanya melihat bagaimana kesesuaia n kebudayaan tersebut dengan tuntutan zaman.  Dan bukankah pendidikan mempunyai misi sebagai transformasi budaya (dalam hali ini adalah kebudayaan nasional). Sebab sebagai system pendidikan yang tangguh adalah yang bertumpu pada initnya sehingga tidak pernah ketinggalan zaman. Jika system pendidikan dapat menggapai masyarakat terbelakang kebudayaannya berarti melibatkan mereka untuk berperan serta dalam pembangunan.

2.2  Permasalahan Atual Pendidikan dan Penaggulangannya

2.2.1        Permasalahan Aktual Pendidikan di Indonesia
Pendidikan selalu menghadapi masalah, karena selalu terdapat kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan hasil yang dapat dari proses pendidikan. Permasalahan aktual berupa kesenjangan –kesenjangan yang pada saat ini kita hadapi dan terasa mendesak untuk ditanggulangi. Beberapa masalah aktual pendidikan yang akan dikemukakan meliputi masalah-masalah keutuhan pencapaian sasaran, kurikulum, peranan guru pendidikan dasar 9 tahun, dan pendayagunaan teknologi pendidikan. Dahulu sebuah sekoplah sudah dapat beroperasi jika ada murid , guru,dan ruangan tempat belajar dengan beberapa sarana seperlunya. Guru merupakan satu-satunya sumber , ia menjadi pusat tempat bertanya. Tugas guru memberikan ilmu pengetahuan kepada murid. Cara demikian dipandang sudah memadai karena ilmu pengetahuan guru dalam berkembang. Cakupannya masih terbatas.
Guru mendudukan dirinya hanya sebagai bagian dari sumber belajar. Beraneka ragam sumber belajar yang hanya justru dapat ditemukan diluar diri guru seperti perpustakaan, taman bacaan, museum, toko buku, berbagai  media massa, lembaga-lembaga sosial, orang-orang pintar, kebun binatang, alam dan lingkungan sekitar, dan lain-lain. Sebagaimana Comenius pernah mengingatkan bahwa alam ini adalah buku besar yang sangat lengkap isinya.
2.2.2        Masalah Pendidikan Dasar 9 Tahun
Keberadaan pendidikan dasar 9 tahun mempunyai landasan yang kuat. UU RI Nomor 2 Tahun 1989 Pasa; 6 menyatakan tentang hak warga negara untuk mengikuti pendidikan sekurang-kurangnya tamat pendidikan dasar, dan Pasal 13 menyatakan tujuan pendidikan dasar, Pasal 2 menyatakan bahwa pendidikan 6 tahun di SD dan program  pendidikan 3 tahundo SLTP, pasal 3 memuat tujuan pendidikan dasar yaitu memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggita masyarakat, warga negara, dan anggota umat manusia, serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah.


2.2.3        Upaya Penanggulangan
Beberpa upaya yang perlu dilakukan untuk menanggulangi masalah-masalah aktual seperti telah dikemukakan pada butir 1, anatara lain sebagai berikut:
a.       Pendidikan afektif perlu ditingkatkan secara terprogram tidak cukup berlangsung hanya secara insidental.
b.      Pelaksanaan Ko dan ekstrakulikuler dipekerjakan dengan penuh kesungguhan dan hasilnya diperhitungkan dalam menetapkan nilai akhir ataupun pelulusan.
c.       Pemilihan siswa atas kelompok yang akan melanjutkan belajar ke perguruan tinggi dengan yang akan terjun ke masyarakat merupakan hal yang prinsip karena pada dasarnya tidak semua siswa secara potensial mampu belajar di perguruan tinggi.
d.      Oleh karena itu perlu disusun rancangan yang mantap untuk itu. Misalnya anatara lain sekolah menengah kejuruan tingkat atas diperbanayak denagn berbagai jenisnya . di segi lain pendirian perguruan tinggi swasta dibatasi dan akreditasi terhadap PTS diperketat.
e.       Pendidikan tenaga kependidikan (prajabatan dan dalam jabatan) perlu diberi perhatian khusus, oleh karena tenaga kependidikan khususnya guru menjadi penyebab utama lahirnya sumber daya manusia yang berkualitas untuk pembanguanan.


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Misi pendidikan ialah menyiapakan sumber daya manusia untuk pembangunan, karena itu pendidikan selulu menghadapi masalah. Sebabnya karena pembangunan sendiri selalu mengikuti tuntutan zaman yang selalu berubah. Masalah yang dihadapi dunia pendidikan sangat luas dan kompleks. Oleh karena itu agar masalah-masalah pendidikan dapat dipecahkan , maka diperlukan rumusan tentang masalah-masalah pendidikan yang bersifat pokok yang dapat dijadikan acuan bagi pemecahan masalah-masalah praktis yang timbul dalam praktek pendidikan dilapangan.
3.2 Saran
Upaya pemecahan masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hhal yang bersifat fisik clan perangkat lunak,personalia, dan manajemen sebagai berikut:
a.       Seleksi yang lebih rasional terhadap masukan mentah, khususnya untuk SLTA dan PT.
b.      Pengembangan kemampuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut, misalnya berupa. pelatihan, penataran, seminar, kegiatan-kegiatan kelompok studi seperti PKG dan lain-lain.
c.       Penyempurnaan kurikulum, misalnya dengan memberi materi yang lebih esensial dan mengandung muatan lokal, metode yang menantang dan menggairahkan belajar, dan melaksanakan evaluasi yang beracuan PAP.
d.      Pengembangan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tenteram untuk belajar.
e.       Penyempurnaan sarana belajar seperti buku paket , media pembelajaran dan peralatan laboratorium.
f.       Peningkatan administrasi manajemen khususnya yang mengenai anggaran.


DAFTAR PUSTAKA


Conter for Information Office of Educational and Cultural Research and Development Ministry of Education and Culture. 1990 Educational Indicators: Indonesia. Jakarta.

Director General of Primary and Secondary Education. 1990. Bries Information on Primary and Secondary Education. Jakarta.

Ditjen Dikti, Depdikbud. 1992. Pengembangan  dan Inovasi Kurikulum. Jakarta: Depdikbud

Krathwohl, David R. dan Bloom, Benyamin S. 1974. Taxonomy of Educatioral Objectives (Handbook II: Affective Domain). New York: David Mc Kay Co0 Inc.

Henry, Levin M. 1983. Cost Effectiveness A Primer  London: Sage Publications

Sjafei. Mohammad. 1979. Dasar-Dasar Pendidikan.  Jakarta: Yayasan Proklamasi CSIS.

Pigozzi, Mary J dan Cieutat, Victor J. 1988. Education And Human Resources Sector Assessment. Florida State University.

Santoso, Slamet Iman. 1980. Laporan Komisi Pembaharuan Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdikbud.

Tirtaraharja, Umar. 1990. Laporan Komisi Pembaharuan Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdikbud.



Comments

0 comments to "Faktor yang mempengaruhi pendidikan"

Posting Komentar

 

Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com